
Oleh : M. Ghofur MA.
Di sudut pesisir utara Pulau Jawa, tepatnya di Gresik, berdiri sebuah proyek ambisius yang menjadi sorotan banyak pihak—Smelter Manyar, sebuah pabrik pengolahan tembaga yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Proyek ini bukan sekadar monumen industri, tetapi juga representasi dari bagaimana industri besar dan masyarakat lokal bisa tumbuh bersama, beriringan dalam harmoni antara kemajuan ekonomi dan pelestarian kearifan lokal.
Proyek ini dimulai dengan datangnya ribuan pekerja yang siap membangun salah satu smelter terbesar di Asia, yang dirancang untuk memproses 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Di balik deru mesin dan kokohnya struktur baja, ada cerita tentang bagaimana proyek ini tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun harapan baru bagi warga lokal di Gresik.
Menghadirkan Kesempatan Baru: Pemberdayaan Tenaga Kerja Lokal
Ketika proyek ini mulai digulirkan, Gresik, yang dulunya lebih dikenal dengan sektor pertanian dan perikanannya, kini dihadapkan pada peluang besar. Sejak tahap awal konstruksi, Freeport membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat lokal untuk ikut serta. Tak kurang dari 40.000 tenaga kerja terlibat dalam proyek ini. Banyak dari mereka adalah warga Gresik yang sebelumnya mungkin tidak memiliki pengalaman di bidang industri, namun kini mendapatkan pelatihan dan kesempatan untuk bekerja di proyek besar yang berkelas dunia.
Demi memastikan tenaga kerja lokal memiliki kompetensi yang memadai, Freeport menyelenggarakan berbagai program pelatihan teknis. Ada program untuk mengoperasikan alat berat, memahami teknologi pengolahan tembaga, hingga keterampilan dasar yang diperlukan dalam pekerjaan smelter. Tidak hanya itu, mahasiswa lokal dari perguruan tinggi teknik di Jawa Timur juga diberi kesempatan magang, belajar langsung dari proyek ini, dan mendapat pengalaman berharga di lapangan.
Bagi banyak orang, ini bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah masa depan baru. Mereka yang dulunya hanya bekerja di sektor informal, kini memiliki keterampilan teknis yang berharga, menjadikan mereka bagian integral dari pertumbuhan ekonomi di Gresik.
Menghidupkan Ekonomi Lokal: UMKM Tumbuh Bersama Proyek
Tentu saja, dampak dari proyek ini tidak berhenti di lapangan konstruksi saja. Di balik layar, banyak usaha kecil dan menengah (UMKM) yang turut diuntungkan. Seperti cerita salah satu usaha katering lokal yang dulu hanya melayani 20 orang sehari, kini harus melayani lebih dari 1.000 pekerja proyek setiap harinya. Berkat keterlibatan dalam rantai pasok proyek Smelter Manyar, omzet usaha ini melonjak hingga 400% hanya dalam dua tahun.
Ini adalah contoh nyata bagaimana proyek besar bisa memberdayakan ekonomi lokal, bukan hanya melalui pekerjaan langsung di proyek, tetapi juga lewat kemitraan dengan UMKM setempat. Dari katering hingga jasa transportasi, banyak pengusaha kecil yang kini tumbuh dan berkembang bersama proyek Smelter Manyar.
Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Kemajuan
Namun, di tengah gemuruh pembangunan dan modernisasi, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan: budaya dan tradisi lokal. Gresik, dengan sejarah panjang sebagai salah satu pusat peradaban Jawa, memiliki warisan budaya yang kaya. Dari seni tari hingga kuliner khas, masyarakat Gresik memiliki identitas budaya yang kuat.
Menyadari pentingnya kearifan lokal ini, Freeport berupaya menjaga hubungan yang erat dengan masyarakat melalui berbagai inisiatif sosial dan budaya. Salah satunya adalah dukungan terhadap festival budaya lokal, di mana seni tari, musik tradisional, dan kuliner khas Gresik dipertontonkan kepada publik. Festival ini tidak hanya menjadi panggung bagi seniman lokal, tetapi juga sebuah simbol penghormatan terhadap tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Lebih jauh lagi, Freeport juga mendukung pendokumentasian kearifan lokal dengan mendanai berbagai upaya untuk merekam dan memelihara tradisi masyarakat setempat. Dalam bentuk buku dan film dokumenter, adat istiadat dan sejarah Gresik didokumentasikan agar tidak hilang di tengah derasnya arus modernisasi.
Masa Depan yang Berkelanjutan: Investasi dalam Pendidikan dan Lingkungan
Tentu, pembangunan smelter sebesar ini membawa tantangan lingkungan yang tidak kecil. Freeport menyadari hal ini dan berkomitmen untuk menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial yang fokus pada keberlanjutan. Salah satunya adalah program penghijauan di sekitar area smelter, yang melibatkan partisipasi warga lokal untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Di bidang pendidikan, Freeport juga tidak tinggal diam. Mereka mengadakan berbagai pelatihan teknis dan pendidikan bagi masyarakat lokal, memberikan bekal keterampilan yang bisa dimanfaatkan tidak hanya di smelter, tetapi juga di industri lain. Program magang dan pelatihan kejuruan yang mereka selenggarakan memastikan bahwa masyarakat lokal memiliki keterampilan yang relevan dan siap bersaing di pasar kerja.
Kesimpulan: Kolaborasi untuk Masa Depan
Proyek Smelter Manyar Gresik bukan hanya tentang teknologi canggih dan produksi tembaga. Di balik semua itu, ada cerita tentang kolaborasi antara industri besar dan masyarakat lokal. Dari pemberdayaan tenaga kerja hingga pelestarian budaya, dari mendukung UMKM hingga investasi dalam pendidikan, proyek ini menunjukkan bahwa kemajuan industri dan keberlanjutan sosial-budaya dapat berjalan beriringan.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap proyek besar, selalu ada potensi untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dan Smelter Manyar adalah salah satu bukti nyata bahwa kolaborasi antara dunia industri dan masyarakat lokal dapat menciptakan masa depan yang lebih baik—untuk semua.